Selasa, 19 Maret 2013

Milad q




kerinduan kian membekas pada bunda
ingin ku jelajahi mimpi dengan menemui mu

ultah ku
mengurangi kesempatan hidup ku
dalam dunia

bunda
anak mu kian dewasa
meski dalam catatan lauh mahfuz
kita tak mengenal dalam raga
jiwa ku tetap terkunci kerinduan pada mu

bunda
ini ultah ku
harapan yang ku untai
ku bisa jadi seorang anak yang sholih
menyeimbangkan ilmu dunia dan akhirat

ultahku
ingin punya perubahan menuju kebaikan

buat sahabat ku yang berulang tahun hari ini
semoga dapat kebahagian juga

Kilat biru menyapa hati




katub-katub hati ku
teranastesi dengan cinta mu
hingga kaku
tanpa suara

padahal ingin mengelegar
diatas altar hati

abnormal jiwa yang di diagnosa
tanpa keluhan yang pasti

ketika kau datang
membungkam semua luka yang menganga

kau slalu mencoba yakinkan aku
akan sebuah rasa
meski sekeliling kita
tak akan menyadari vonis yang mereka rangkum
pada jejak aksara
cukup menyayatku

kilat biru menyapa hati ku
dalam bumerang

patri cinta kita
diatas pusara bunda ku
agar dia mengetahui
kebahagian,dalam surat yang kita haturkan dalam nisan nya

kau tahu
mencintai mu
cukup menguras luka
membara,tercebur pada ironi orang
tapi ku seakan tak mendengar
karna ketulusan cinta
yang mengikat aku pada api yang bisa membakar raga ku

jangan letih,jangan lelah
untuk menyambar aku
dengan kisah sederhana

dalam scaning hatiku
penuh nama mu

Kamis, 07 Maret 2013

dendang pilgubsu



kampanye dimana-mana
menyeruak dialun-alun sepanjang jalan

bertebar brosur
dalam berbagai bentuk media

aku hanya rakya kecil
dalam tadahan doa
menguntai bait
lewat keteduhan

negri ku punya pemimpin yang arif
tak hanya pengumbar janji
tuk negosiasi pendekatan diri

3 S . .
yang terulur saat kau ingin menjabati
senyum,sapa dan sentuh
bisa kah kau urai saat kau sudah duduk sebagai gubsu ku

biar dendang kampanye mu
tetap menyeruak
tanpa hujatan dibelakang hari

Senin, 04 Maret 2013

SAJAK KERINDUAN



memikat aksara pada hati
terbelenggu jarak
dalam bianglala
tertutup harapan,karena merindu tanpa balasan

tirakat hati menguntai hanya sekedar menahan
dalam desir kerinduan

dalam malam yang merindukan hadirnya bulan dan bintang

begitu juga aku

sajak kerinduan
rindu ku
kian membelengu

ku titipkan salam rindu ku lewat angin yang menghampiri
dan berharap ku bisa berceloteh dengan mu dalam bunga tidurku

KARNA KU JUGA PUNYA HATI



HEM
melodi yang tersirat dalam lembar cerita kehidupan
berwajah munafik
karna hati

Tenggelam pada gelombang
hingga ritma amarah
hingga kata mencambuk hati
dengan bermuslihat kata ironi membetengi diri

kau tahu apa yang kurasa
tapi ego juga bersemayam

karna ku wanita ingin dihargai
dari aksara mu
yang selalu anggap ucapan ku
bualan tanpa makna

biarinnn

ku seperti ini
yang menutupi rasa ku

biar juga kau dengan aksara ironi mu

karna
ku
dan kamu ingin dihargai
lewat aksara dan perangaimu pada ku

biar aku menjauh
dari hidup mu

hingga cerita yang terurai bias ditelan waktu

TANYA

jiwa ku menuntut melankolis dalam sikap
dalam jawab yang tak kan terurai rumput yang bergoyang

ombak saja mengadu pada pantai
tentang cerita yang ada ditengah gelombang

apalagi aku punya hati

makluk yang sempurna
diciptakan nya

tapi ku hanya berandai dalam benteng hati
tentang
apa itu cinta
apa itu air mata
apa itu gengsi

TANYA



Biar ku terbelenggu pada penjara hati
yang menghantui aku

tanya

ku ingin bertanya tentang ketulusan

pemilik hati
tanpa bermain ilusi
tentang sifatku yang dianggap
bermain dalam rasa

tanya
tanya

ku kan tetap menanya hingga tuduhan tentangku

kau jilat dengan aksara mu

gurauan berkasih



ay dengar kicau burung-burung
yang betengger dipepohonan
mereka juga merasa sulaman cinta penuh rasa

tanpa noda
yang mengalun

ay
jangan biar kan gurauan itu
menghardik kita
menuju gelombang yang menelan rasa

biar gurauan itu sekedarnya
tanpa menimbul kan cerita cinta penuh hujan

NISTA



semua seakan besandiwara
ku hargai kamu layaknya kakak
hingga apa yang kau untai masih mau ku lakukan

hingga aku terperangah
saat kau kini yang bersama masa silam ku
menghadiri undangan semalam

hmm
kau puas
aku ditertawai dihadapan teman-teman ku
dengan kata sinis
''lihat lah siapa yang menusuk mu,tetap kau banggakan??

aku tetap menyapa mu kak meski kaku
tapi mana!
aksara larangan mu dulu yang mengaggap dia
ga baek,pembohong

nista semua aksara mu
ku pikir hanya
dalam dinding yang bicara
kini aku tahu sosok mu kak
dengan mata telanjang