ku tata hati ku
dari belajar mengukir pasir
ukiran hati
ombak asyi menyapu nya
hingga ku kini tertatih
mengukirnya hampir tak sanggup
ku tahu ukiran ku
suatu mustahil untuk sempat kau baca
beda dengan mengukir dibatu
ku tak kan mau
mengukir nama mu dalam pahatan batu
karna ada hati yang merindu mu selain aku
jika ukiran ku terbias ombak
untuk kesekian kalinya
ku tulis untuk mu sebait cinta
dalam botol yang kan menuju muara istana mu
beriktiar hati ku
agar cinta ku cuma kamu
meski kau mendua untuk dia yang mencintai mu
sebelum kau halal bagi ku
ku bebas kan kamu dari cemburu meski sulit
setegar apa pun aku wanita mu
tetap bisa menangis
tatkala kau cumbu berandanya
sementara aku bagai angin lalu
tanpa bisa menyentuh
kau tahu
ketulusan yang dicabik tiap hari
hanya karna cinta ini sudah terlanjur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar